Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

desain rumah japanese

: Desain Rumah Japanese

Open Door Japanese Teahouse by AndySerrano.deviantart.com on ...
Open Door Japanese Teahouse by AndySerrano.deviantart.com on


Desain Rumah Gaya Jepang

Eksterior

Atap Miring: Atap berbahan genteng tanah liat atau kayu dengan kemiringan curam untuk mencegah genangan air.
Material Alami: Penggunaan material alami seperti kayu, bambu, dan batu untuk memberikan kesan hangat dan alami.
Jendela Geser: Jendela geser besar yang memungkinkan pencahayaan alami berlimpah.
Taman Berbatu: Taman kering dengan batu-batu, kerikil, dan pencahayaan lembut yang menciptakan suasana zen.
Fitur Air: Fitur air seperti kolam atau air mancur kecil untuk menambah ketenangan dan harmoni.

Interior

Ruang Terbuka: Tata letak yang terbuka dan mengalir dengan ruang tamu, ruang makan, dan dapur yang saling terhubung.
Lantai Tatami: Lantai yang ditutupi tikar tatami yang terbuat dari jerami padi, memberikan permukaan yang lembut dan nyaman.
Pintu Geser: Pintu geser shoji yang terbuat dari kertas beras untuk privasi dan pembagian ruang yang fleksibel.
Perabotan Minimalis: Perabotan yang sederhana dan fungsional dengan garis-garis yang bersih dan bentuk geometris.
Hiasan Alami: Dekorasi yang terinspirasi dari alam, seperti tanaman dalam ruangan, karya seni kaligrafi, dan kerajinan tangan tradisional Jepang.
Pencahayaan Ambient: Pencahayaan yang lembut dan tidak langsung untuk menciptakan suasana yang tenang dan nyaman.

Fitur Khusus

Genkan: Area pintu masuk yang ditinggikan di mana sepatu dilepas sebelum memasuki rumah.
Fusuma: Partisi geser yang terbuat dari kertas atau kain yang digunakan untuk membagi ruangan.
Tokonoma: Ceruk dekoratif yang digunakan untuk menampilkan karya seni, bunga, atau benda-benda berharga lainnya.
Shoin: Area belajar atau kerja di mana orang dapat duduk di tatami dan menulis atau membaca.
Engawa: Beranda atau teras yang berada di sepanjang sisi rumah yang menyediakan ruang tambahan untuk bersantai dan menikmati pemandangan.

Tips Desain

Pertimbangkan prinsip feng shui untuk memastikan aliran energi yang positif di rumah.
Gunakan warna-warna netral dan alami seperti krem, putih, dan cokelat.
Tambahkan sentuhan warna melalui tanaman, karya seni, atau aksesori.
Ciptakan keseimbangan antara ruang terbuka dan ruang tertutup.
Gunakan material berkualitas tinggi dan perhatikan detail untuk menciptakan rumah yang tahan lama dan estetis.


1.1 Konsep Desain Japanese

House of the Week: The Secret Fortress Next Door - Dwell
House of the Week: The Secret Fortress Next Door - Dwell


Konsep Desain Japanese

Desain Japanese menekankan kesederhanaan, kealamian, dan ketenangan. Ini berfokus pada menciptakan ruang yang estetis, fungsional, dan harmonis dengan alam.

Prinsip Utama Desain Japanese

Wabi-sabi: Menghargai keindahan dalam ketidaksempurnaan dan kefanaan.
Ma: Penggunaan ruang kosong untuk menciptakan kedamaian dan ketenangan.
Shibui: Kesederhanaan dan keanggunan yang halus.
Ensu014d: Lingkaran tidak sempurna yang melambangkan ketidakterbatasan dan kehampaan.
Asymmetry: Penyusunan elemen secara tidak simetris untuk menciptakan keseimbangan visual.
Bahan Alami: Penggunaan bahan seperti kayu, batu, bambu, dan kertas untuk menciptakan hubungan dengan alam.

Elemen Desain Rumah Japanese

Fusuma: Pintu geser yang terbuat dari kertas atau kain.
Shoji: Layar geser yang terbuat dari kertas atau bambu yang digunakan untuk membagi ruang atau menyaring cahaya.
Tatami: Tikar jerami yang digunakan sebagai lantai di ruang tradisional.
Tokonoma: Ceruk dekoratif yang digunakan untuk memajang karya seni atau pengaturan bunga.
Engawa: Beranda yang mengelilingi rumah, menghubungkan ruang interior dengan alam.
Taman Zen: Taman kecil dengan batu, pasir, dan tanaman yang dirancang untuk meditasi.

Warna dalam Desain Japanese

Warna yang umum digunakan dalam desain Japanese meliputi:

Warna Netral: Warna-warna seperti putih, krem, dan abu-abu menciptakan dasar yang tenang.
Warna Bumi: Warna-warna seperti cokelat, hijau, dan merah tanah menghubungkan ruang dengan alam.
Warna Aksen: Warna-warna seperti merah, biru, dan oranye digunakan untuk menyoroti fitur tertentu atau menambahkan kontras.

Dengan menggabungkan prinsip dan elemen desain Japanese, dimungkinkan untuk menciptakan ruang yang tenang, estetis, dan selaras yang mencerminkan budaya dan filosofi Jepang.


Filosofi wabi-sabi: Merangkul ketidaksempurnaan dan keindahan dalam segala kekurangan.

5+ Tips to Create a Light and Airy Modern Japanese Style Living ...
5+ Tips to Create a Light and Airy Modern Japanese Style Living


Filosofi Wabi-Sabi dalam Desain Rumah Jepang

Wabi-sabi, sebuah filosofi estetika Jepang, merayakan ketidaksempurnaan dan keindahan dalam segala kekurangan. Filosofi ini telah sangat memengaruhi desain rumah Jepang, menciptakan ruang yang sederhana, damai, dan menghargai alam.

Prinsip Wabi-Sabi dalam Desain Rumah:

Ketidaksempurnaan:
Wabi-sabi merangkul ketidaksempurnaan bentuk, tekstur, dan warna alami. Rumah Jepang sering menampilkan fitur asimetris, bahan yang mentah, dan ketidaksempurnaan yang disengaja.

Kesederhanaan:
Desain Wabi-sabi mengutamakan kesederhanaan dan kejelasan. Ruangan biasanya luas dan terbuka, dengan penekanan pada fungsionalitas dan kenyamanan. Perabotan dan dekorasi sering kali terbatas pada barang-barang penting dan berkualitas tinggi.

Alam:
Bahan alami seperti kayu, batu, dan kertas digunakan secara ekstensif dalam desain rumah Jepang yang terinspirasi wabi-sabi. Elemen alam, seperti taman batu atau susunan bunga, juga diintegrasikan ke dalam ruang hidup.

Waktu:
Wabi-sabi menghargai patina waktu yang terlihat pada benda dan permukaan. Perabot dan perlengkapan yang usang dan usang sering kali dipulihkan atau dihargai karena karakter dan keindahannya yang unik.

Ruang Kosong:
Ruang kosong memainkan peran penting dalam desain Wabi-sabi. Ruang terbuka dan luas memungkinkan perhatian terfokus pada fitur utama ruangan, seperti tampilan taman atau tekstur dinding yang unik.

Contoh Desain Wabi-Sabi dalam Rumah Jepang:

Dinding: Dinding plesteran kasar, panel kayu alami, atau kertas nasi yang sobek
Lantai: Tatami (tikar jerami), lantai kayu keras yang dirawat secara alami, atau batu alam
Langit-langit: Balok kayu terbuka, atap jerami, atau kertas nasi yang tegang
Perabotan: Kursi dan meja sederhana dari kayu alami, perabot antik yang usang, bantal lantai yang nyaman
Dekorasi: Vas keramik yang belum dipanggang, patung batu yang dipahat tangan, karya seni kaligrafi yang sederhana

Dengan merangkul prinsip-prinsip Wabi-sabi, desain rumah Jepang menciptakan ruang yang menenangkan, penuh perhatian, dan serasi dengan alam. Ini mempromosikan kesehatan yang baik, relaksasi, dan apresiasi terhadap keindahan yang tidak sempurna.


Penekanan pada kesederhanaan, ketenangan, dan harmoni dengan alam.

Penekanan Desain Rumah Japanese

Kesederhanaan

Fokus pada garis bersih, bentuk sederhana, dan ruang kosong yang luas.
Menghindari dekorasi yang berlebihan, pola rumit, dan furnitur yang berlebihan.
Menciptakan rasa keterbukaan dan ketenangan.

Ketenangan

Penggunaan material alami seperti kayu, batu, dan kertas untuk menciptakan suasana yang damai.
Pencahayaan lembut dan alami yang memberikan perasaan hangat dan mengundang.
Elemen air, seperti kolam atau taman, untuk menambahkan ketenangan.

Harmoni dengan Alam

Menggunakan bahan alami yang menyatu dengan lingkungan sekitar.
Mempertahankan koneksi luar ruangan dengan taman, teras, atau jendela besar.
Menggabungkan elemen alam seperti kayu, batu, dan tanaman untuk menciptakan ruang yang terintegrasi dengan alam.

Fitur Khusus

Fusuma: Pintu geser kertas yang memisahkan ruang dan dapat menciptakan tampilan yang fleksibel.
Shu014dji: Panel pintu atau jendela yang terbuat dari kertas atau kain yang memberikan cahaya alami yang tersebar.
Tokonoma: Ruang khusus untuk menampilkan karya seni atau pengaturan bunga yang menciptakan titik fokus.
Tatami: Lantai jerami yang memberikan kenyamanan dan isolasi.
Ofuro: Bak mandi kayu tradisional Jepang untuk berendam yang menenangkan.

Filosofi di Balik Desain Japanese

Wabi-sabi: Merangkul ketidaksempurnaan dan keindahan dalam kesederhanaan.
Ma: Ruang kosong yang memberikan perasaan luas dan ketenangan.
Shibui: Kualitas kehalusan, kesederhanaan, dan harmoni.

Dengan menekankan kesederhanaan, ketenangan, dan harmoni dengan alam, desain rumah Japanese menciptakan ruang yang damai, tenteram, dan estetis.


Penggunaan bahan-bahan alami seperti kayu, batu, dan kertas.

House in a small and narrow site in Kanagawa, Japan | Desain rumah ...
House in a small and narrow site in Kanagawa, Japan | Desain rumah


Penggunaan Bahan Alami dalam Desain Rumah Jepang

Kesederhanaan, ketenangan, dan keharmonisan dengan alam adalah prinsip-prinsip inti desain rumah Jepang. Bahan-bahan alami memainkan peran penting dalam menciptakan estetika ini:

Kayu: Kayu adalah bahan yang umum digunakan dalam rumah Jepang, terutama sebagai struktur rangka dan penutup dinding. Warna dan teksturnya yang hangat menciptakan suasana yang nyaman dan mengundang. Pohon aras, cypress, dan ek adalah jenis kayu umum yang digunakan.

Batu: Batu digunakan untuk berbagai elemen eksterior dan interior, seperti pondasi, dinding luar, dan taman batu. Teksturnya yang kasar dan warnanya yang bersahaja menambah kesan alami dan tenang.

Kertas: Kertas shoji yang tipis dan tembus cahaya digunakan untuk menutupi jendela dan pintu geser. Ini memungkinkan cahaya alami masuk sambil menyaring sinar matahari yang keras. Kertas washi yang lebih tebal digunakan untuk dinding interior, menambahkan kehangatan dan tekstur.

Pengaplikasian dalam Desain Rumah

Rangka: Struktur rangka kayu, yang dikenal sebagai tatami-no-ma, dibiarkan terekspos di langit-langit dan dinding. Ini menciptakan tata ruang yang terbuka dan lapang.

Lantai: Lantai kayu atau tatami (tikar jerami) umum digunakan. Tatami memberikan kelembutan dan isolasi, serta menciptakan suasana tradisional.

Dinding: Dinding eksterior sering kali dilapisi kayu atau plesteran putih. Dinding interior dapat ditutupi dengan kertas shoji, kertas washi, atau panel kayu.

Langit-langit: Langit-langit kayu yang terbuka menciptakan kesan ketinggian dan keterbukaan. Langit-langit juga dapat dibalut dengan kertas shoji atau washi.

Taman: Taman batu atau halaman dalam adalah fitur umum rumah Jepang. Penggabungan alam ini menciptakan perasaan ketenangan dan pemisahan dari lingkungan perkotaan yang sibuk.

Elemen Dekoratif: Elemen dekorasi sering kali terbuat dari bahan alami seperti Keramik, bambu, dan besi tempa. Barang-barang ini menambahkan sentuhan kehangatan dan detail ke dalam ruangan.

Manfaat Penggunaan Bahan Alami

Penggunaan bahan alami dalam desain rumah Jepang menawarkan berbagai manfaat:

Ketenangan dan Harmoni: Warna dan tekstur yang bersahaja menciptakan suasana yang menenangkan dan harmonis.
Kesehatan dan Kenyamanan: Kayu dan batu bersifat berpori, membantu mengatur kelembapan dan suhu, menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman.
Keberlanjutan: Bahan-bahan alami bersifat biodegradable dan berkelanjutan, mengurangi dampak lingkungan.
Estetika Abadi: Bahan alami memiliki keindahan abadi yang dapat bertahan dari tren desain yang berubah-ubah.
Hubungan dengan Alam: Penggabungan alam melalui bahan-bahan ini menumbuhkan rasa hubungan dan apresiasi terhadap lingkungan alam.


1.2 Elemen Arsitektur

DESAIN RUMAH 6x10 SPLIT LEVEL 3D model | CGTrader
DESAIN RUMAH 6x10 SPLIT LEVEL 3D model | CGTrader


Elemen Arsitektur Desain Rumah Japanese

1. Struktur Sederhana dan Minimalis

Garis-garis bersih dan sederhana
Bentuk geometris yang tegas
Fokus pada ruang kosong dan cahaya alami

2. Material Alami

Kayu: cedar, pinus, cemara
Bambu: tiang, dinding, penutup lantai
Batu: fondasi, dinding, halaman
Kertas: shoji (pintu geser), fusuma (pintu interior)

3. Tata Letak Simetris

Keseimbangan dan keharmonisan dalam tata letak ruangan
Ruang mengalir satu sama lain tanpa penghalang
Taman atau halaman sebagai titik fokus sentral

4. Ruang Terbuka dan Fleksibel

Shoji dan fusuma memungkinkan untuk mengonfigurasi ulang ruang sesuai kebutuhan
Ruangan terhubung melalui pintu geser yang luas
Area luar ruangan (engawa) memperluas ruang hidup

5. Detail dan Ornamen Halus

Elemen dekoratif yang sederhana dan tidak mencolok
Geseran logam, kayu yang dipoles, dan ukiran yang halus
Penekanan pada tekstur dan pola alami

6. Taman dan Alam

Taman atau halaman sebagai perpanjangan dari ruang dalam
Tanaman dan batu memberikan ketenangan dan keharmonisan
Pandangan alam dari dalam rumah melalui jendela besar

7. Pencahayaan Alami

Jendela besar dan pintu geser memungkinkan masuknya cahaya alami
Lampu gantung kertas tradisional (andon) memberikan pencahayaan yang hangat dan lembut

8. Warna Netral

Warna-warna alami seperti putih, krem, abu-abu, dan cokelat
Akun warna yang cerah digunakan sebagai aksen
Warna yang terinspirasi dari alam, seperti hijau zamrud dan biru laut

9. Furnitur Sederhana dan Fungsional

Furnitur berukuran rendah dan tidak mencolok
Meja tatami (kotatsu) dan bantal lantai (zabuton) untuk tempat duduk yang nyaman
Kayu, bambu, dan rotan sebagai bahan utama

10. Prinsip Wabi-sabi

Merangkul ketidaksempurnaan dan keindahan dalam ketidakteraturan
Menghargai keindahan benda yang usang dan usang
Fokus pada kualitas bahan dan pengerjaan yang halus


Garis atap sederhana dan miring.

10 Things to Know Before Remodeling Your Interior into Japanese ...
10 Things to Know Before Remodeling Your Interior into Japanese


Garis Atap Sederhana dan Miring untuk Desain Rumah Japanese

Fitur Atap:

Garis Sederhana: Garis atap yang lurus dan bersih, tanpa tonjolan atau dekorasi yang tidak perlu.
Sudut Miring: Atap miring dengan kemiringan sedang hingga curam untuk memudahkan aliran air hujan dan salju.
Pemilihan Material: Ubin tanah liat, genteng logam, atau atap bitumen yang ringan dan tahan lama.

Manfaat Garis Atap Sederhana dan Miring:

Estetika Minimalis: Mencerminkan prinsip desain Jepang yang mengutamakan kesederhanaan dan harmoni.
Efisiensi Struktural: Desain atap miring yang ringkas memperkuat struktur rumah dan mengurangi beban pada pondasi.
Kemudahan Pemeliharaan: Garis atap yang sederhana memudahkan pembersihan dan perbaikan.
Flow Air yang Baik: Kemiringan atap yang memadai memastikan air hujan dan salju mengalir dengan lancar, mencegah kebocoran.
Cahaya Alami Maksimal: Sudut atap yang miring memungkinkan masuknya banyak cahaya alami ke dalam rumah.

Penerapan pada Desain Rumah Japanese:

Dalam desain rumah Japanese, garis atap sederhana dan miring sangat cocok dengan:

Furnitur dan Dekorasi: Ruang hidup yang lapang dan minimalis dengan garis-garis yang bersih dan warna-warna netral.
Taman: Taman Jepang yang tenang dengan batu, air, dan tanaman yang dipangkas dengan rapi.
Shoji dan Fusuma: Pintu geser dan panel layar kertas yang menciptakan transisi yang mulus antara ruang dalam dan luar.
Bahan Alami: Kayu, batu, dan tanaman menjadi bahan yang mendominasi, memberikan kesan alami dan tenang pada rumah.

Dengan menggabungkan garis atap sederhana dan miring ke dalam desain rumah Japanese, Anda dapat menciptakan tempat tinggal yang harmonis dan fungsional yang mencerminkan estetika tradisional Jepang.


Atap genteng atau jerami yang menjorok keluar.

Atap Genteng

Bentuk: Atap miring dengan kemiringan sedang hingga curam.
Bahan: Genteng tanah liat atau keramik dengan berbagai warna, seperti merah, hitam, atau abu-abu.
Fitur:
Ujung atap menjorok keluar (mokosha) untuk melindungi dinding dari hujan dan sinar matahari.
Kanopi (hisashi) sering ditambahkan untuk memberikan perlindungan tambahan dari cuaca.
Hiasan di ujung atap (chidori) berbentuk burung yang melambangkan keberuntungan.

Atap Jerami

Bentuk: Atap miring dengan kemiringan curam.
Bahan: Jerami padi atau alang-alang.
Fitur:
Ujung atap menjorok keluar (mokosha), seringkali dengan lapisan kayu di atasnya untuk perlindungan.
Kanopi (hisashi) mungkin tidak digunakan, karena jerami sudah memberikan keteduhan dan perlindungan.
Hiasan di ujung atap (chidori) mungkin hadir, meskipun kurang umum daripada pada atap genteng.

Fitur Umum dalam Desain Rumah Jepang

Terlepas dari jenis atapnya, rumah Jepang bergaya tradisional memiliki beberapa fitur umum:

Garis Atap Bersih: Atap biasanya memiliki garis yang bersih dan sederhana, tanpa ornamen yang berlebihan.
Tepi Tebal: Ujung atap seringkali memiliki tepi yang tebal untuk memberikan perlindungan dan stabilitas ekstra.
Kerangka Kayu: Rumah Jepang dibangun dengan kerangka kayu yang kokoh, terlihat melalui atap yang menjorok.
Panel Geser: Beberapa rumah Jepang memiliki panel geser (shu014dji) di bawah atap untuk memungkinkan cahaya dan ventilasi.


Pintu geser (fusuma) dan jendela yang memungkinkan aliran udara dan cahaya alami.

How to Design a Zen Retreat in Your Japandi Small Bedroom • 333+ ...
How to Design a Zen Retreat in Your Japandi Small Bedroom • 333+


Pintu Geser (Fusuma)

Pintu geser tradisional Jepang yang terbuat dari bingkai kayu tipis yang ditutupi dengan kertas washi atau kain.
Geser di sepanjang rel di atas dan bawah untuk membuka atau menutup ruangan.
Memungkinkan aliran udara dan cahaya alami, serta menciptakan rasa transparansi dan keterbukaan.

Jendela yang Memungkinkan Aliran Udara dan Cahaya Alami

Shoji: Jendela geser berpanel kertas yang memungkinkan cahaya alami masuk sambil mempertahankan privasi.
Fusuma-e: Jendela persegi panjang yang terbuat dari bingkai kayu dengan panel kaca atau kertas. Memungkinkan cahaya dan aliran udara, serta memberikan pemandangan ke taman atau luar ruangan.
Shoin-madoguchi: Jendela berpalang yang memberikan ventilasi dan memungkinkan sinar matahari masuk.
Ranma: Papan kayu berukir dekoratif yang dipasang di atas ambang pintu geser, memungkinkan sirkulasi udara dan menambah keindahan visual.

Prinsip Desain Rumah Jepang

Prinsip desain rumah Jepang berfokus pada penciptaan ruang yang harmonis dan terhubung dengan alam:

Keterbukaan dan Aliran: Pintu dan jendela geser memungkinkan ruang mengalir tanpa hambatan dan membawa cahaya alami ke seluruh rumah.
Material Alami: Kayu, bambu, dan kertas washi digunakan secara luas untuk menciptakan suasana yang hangat dan nyaman.
Kesederhanaan: Garis-garis bersih, bentuk geometris, dan ruang kosong yang luas mendefinisikan estetika Jepang yang sederhana dan elegan.
Integrasi Alam: Taman dan fitur alam lainnya terintegrasi ke dalam desain rumah untuk menciptakan rasa ketenangan dan koneksi dengan alam.
Cahaya Alami: Cahaya alami memainkan peran penting dalam arsitektur Jepang, menerangi ruang dan menciptakan suasana yang menenangkan.


Ruang terbuka dan saling terhubung.

Ruang Terbuka dan Saling Terhubung dalam Desain Rumah ala Jepang

Konsep ruang terbuka dan saling terhubung merupakan ciri khas desain rumah ala Jepang. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang lapang dan nyaman, serta meningkatkan interaksi antara penghuni.

Ruang Tatami

Ruang tatami adalah ruangan serbaguna yang ditutupi dengan tikar tatami. Ruangan ini digunakan untuk berbagai aktivitas, seperti berkumpul bersama keluarga, menerima tamu, atau bahkan tidur. Jendela dan pintu geser yang besar memungkinkan cahaya alami masuk, menciptakan suasana yang terang dan lapang.

Engawa

Engawa adalah beranda yang membentang di sepanjang sisi rumah. Beranda ini berfungsi sebagai ruang transisi antara ruang dalam dan luar, menciptakan efek ruang yang saling terhubung. Pintu geser yang besar dapat dibuka sepenuhnya untuk menyatukan interior dan eksterior, menciptakan perasaan lapang dan mengalir.

Fusuma dan Shoji

Fusuma adalah pintu geser yang terbuat dari kertas atau kain, sementara shoji adalah pintu geser yang terbuat dari kertas transparan. Kedua jenis pintu ini digunakan untuk membagi dan menghubungkan ruang. Ketika pintu-pintu ini dibuka, mereka menciptakan ruang yang luas dan terang.

Sudut-sudut Kosong

Desain rumah ala Jepang sering kali menyertakan sudut-sudut kosong. Sudut-sudut ini digunakan untuk menciptakan kesan ruang yang lebih besar dan memberi ruang bagi aliran energi. Sudut-sudut ini dapat dihias dengan tanaman atau karya seni, menciptakan titik fokus yang menarik.

Inspirasi Alam

Desain rumah ala Jepang sangat dipengaruhi oleh alam. Jendela dan pintu besar memungkinkan cahaya alami menerangi ruang dalam, menciptakan suasana yang hangat dan mengundang. Bahan-bahan alami, seperti kayu dan batu, digunakan untuk menambah keaslian dan kedekatan dengan alam.

Dengan menggabungkan prinsip-prinsip ruang terbuka dan saling terhubung, desain rumah ala Jepang menciptakan suasana yang lapang, nyaman, dan tenang. Konsep ini mempromosikan interaksi sosial, relaksasi, dan apresiasi terhadap keindahan alam.


1.3 Tata Letak

Denah Rumah Gaya Jepang

Lantai 1

Genkan (Pintu Masuk): Area pintu masuk yang ditinggikan untuk melepas sepatu.
Washitsu (Ruang Tatami): Ruang tradisional Jepang dengan lantai tatami dan pintu geser.
Shoji Room (Ruang Shoji): Ruang yang dapat dibagi menjadi beberapa ruangan kecil menggunakan pintu shoji (kertas beras).
Dapur
Ruang Makan
Kamar Mandi

Lantai 2

Kamar Tidur Utama
Kamar Tidur Anak
Kamar Mandi
Gudang
Ruang Belajar/Kerja

Fitur Desain Tata Letak

Privasi: Rumah gaya Jepang biasanya memiliki banyak area pribadi, seperti washitsu dan shoji room, yang memungkinkan penghuninya memiliki ruang untuk menyendiri.
Fungsionalitas: Denah terbuka dan ruang multifungsi memudahkan aliran dan efisiensi.
Koneksi dengan Alam: Patio internal atau taman memungkinkan penghuninya untuk menikmati keindahan alam dari dalam rumah.
Ventilasi Alami: Jendela dan pintu besar memungkinkan sirkulasi udara yang baik dan sinar matahari yang cukup.
Kesederhanaan: Tata letak yang sederhana dan minimalistik menciptakan rasa ketenangan dan harmoni.
Pembagian Ruang: Pintu geser dan partisi yang dapat dipindahkan memungkinkan penghuninya untuk menyesuaikan ruang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Area Penyimpanan: Gudang dan lemari tersembunyi memberikan ruang penyimpanan yang cukup untuk menjaga rumah tetap rapi dan teratur.


Ruang hidup dan makan yang terhubung dengan dapur.

Ruang Hidup dan Makan Terhubung dengan Dapur dalam Desain Rumah Japanese

Konsep Desain

Menekankan ruang terbuka dan mengalir
Meminimalkan partisi dan dinding untuk menciptakan rasa kelapangan
Menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu dan batu untuk menciptakan suasana yang menenangkan
Mengintegrasikan unsur-unsur alam seperti tanaman dan taman

Tata Letak Ruang

Ruang tamu dan ruang makan berlokasi di area yang sama, menciptakan ruang berkumpul yang nyaman
Dapur yang berdekatan terhubung ke ruang tamu dan ruang makan melalui bar atau meja makan
Jendela dan pintu geser besar memungkinkan cahaya alami masuk dan menciptakan koneksi dengan alam luar

Perabot dan Dekorasi

Perabotan minimalis dan bergaya Jepang, dengan garis-garis yang bersih dan bentuk yang sederhana
Material seperti kayu, batu, dan kain alami memberikan tekstur dan kehangatan
Tanaman indoor membawa unsur alam ke dalam ruangan
Pencahayaan lembut dan hangat menciptakan suasana yang nyaman
Elemen dekoratif seperti tatami, shoji, dan fusuma menambahkan sentuhan autentisitas Jepang

Warna dan Cahaya

Warna netral seperti putih, krem, dan abu-abu menciptakan kesan luas dan lapang
Aksen warna berani dapat ditambahkan melalui perabotan atau karya seni
Cahaya alami dimaksimalkan melalui jendela dan pintu geser
Pencahayaan buatan yang lembut dan tidak langsung menciptakan suasana yang menenangkan

Fitur Tambahan

Rak dinding atau built-in untuk penyimpanan tanpa memakan banyak ruang
Bilah sarapan atau meja makan yang menyediakan ruang tambahan untuk bersantai atau bekerja
Taman kecil atau teras yang terhubung ke ruang tamu untuk menciptakan hubungan dengan alam luar

Dengan menggabungkan prinsip-prinsip desain Jepang dan elemen modern, ruang hidup dan makan yang terhubung dengan dapur ini menciptakan ruang yang nyaman, fungsional, dan estetis yang memancarkan ketenangan dan keharmonisan.


Kamar tidur terpisah dengan pintu geser.

Kamar Tidur Terpisah dengan Pintu Geser: Desain Rumah Gaya Jepang

Konsep:

Kamar tidur utama dan kamar tidur tamu terpisah oleh pintu geser yang dapat digeser ke dinding untuk menciptakan ruang terbuka.
Pintu geser memberikan privasi saat dibutuhkan dan memperluas ruangan bila diperlukan.
Estetika minimalis dan material alami menciptakan suasana yang tenang dan tenteram.

Bahan:

Dinding: Dinding plester putih atau panel kayu alami
Lantai: Lantai kayu keras atau tatami (tikar jerami)
Pintu Geser: Pintu geser kayu atau kertas beras

Tata Letak:

Kamar Tidur Utama:
Tempat tidur tatami atau futon rendah
Meja samping tempat tidur minimalis
Lemari built-in dengan pintu geser
Kamar Tidur Tamu:
Tempat tidur lipat atau tempat tidur futon
Meja kecil
Lemari penyimpanan kecil
Pintu Geser:
Pintu geser shoji (kertas beras) untuk privasi dan pencahayaan alami
Pintu geser fusuma (kayu) untuk privasi dan isolasi tambahan

Fitur Desain:

Pencahayaan Alami: Jendela besar atau pintu geser memungkinkan cahaya alami masuk dan menciptakan suasana yang lapang.
Dekorasi Minimalis: Furnitur yang bersih dan sederhana, seni dinding sederhana, dan aksesori yang tidak banyak membantu menciptakan suasana ketenangan.
Taman Dalam Ruangan: Taman kecil atau tanaman dalam ruangan menambah sentuhan alam dan ketenangan.
Area Duduk: Area duduk kecil dengan meja rendah dan bantal dapat digunakan untuk minum teh atau bersantai.

Manfaat:

Privasi dan Ruang Terbuka: Pintu geser memungkinkan privasi saat dibutuhkan sambil tetap menjaga perasaan keterbukaan.
Fleksibel dan Fungsional: Ruang dapat dikonfigurasi ulang dengan menggeser pintu geser untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan.
Estetis Minimalis: Desain minimalis menciptakan suasana yang tenang dan tenteram, cocok untuk relaksasi dan tidur.
Efisiensi Ruang: Pintu geser tidak memakan ruang berharga, sehingga memaksimalkan ruang di kamar tidur yang terpisah.


Taman zen atau area luar ruangan sebagai bagian dari tata letak.

Taman Zen

Fitur:
Batu kerikil halus yang disisir lembut
Beberapa batu besar yang ditempatkan secara strategis
Mungkin air mancur atau aliran air kecil
Tanaman hijau sederhana seperti lumut atau tanaman berdaun lebar
Tujuan:
Menciptakan lingkungan meditasi dan ketenangan
Menambah sentuhan keindahan alam pada rumah Jepang
Memberikan ruang outdoor yang menenangkan

Area Luar Ruangan sebagai Bagian dari Tata Letak

Engawa:
Veranda beratap terbuka yang menghubungkan rumah dengan taman
Menawarkan ruang transisi antara dalam dan luar
Dapat digunakan untuk bersantai, membaca, atau menikmati pemandangan
Tatami:
Lantai anyaman tradisional Jepang yang terbuat dari jerami padi
Dapat diperpanjang ke area luar ruangan, menciptakan ruang duduk atau bersantap yang nyaman di alam terbuka
Shoji:
Pintu geser kertas yang dapat dibuka untuk menghubungkan ruang dalam dan luar
Memungkinkan sirkulasi udara dan cahaya alami, sekaligus menjaga privasi
Kokedama:
Bola lumut yang digantung di tali atau diletakkan di atas batu
Menambahkan sentuhan vegetasi ke area luar ruangan tanpa memerlukan banyak ruang
Pencahayaan:
Pencahayaan lembut di malam hari menciptakan suasana yang mengundang dan memperpanjang penggunaan area luar ruangan


1.4 Bahan dan Warna

Bahan

Kayu: Kayu adalah bahan utama dalam arsitektur rumah bergaya Jepang, digunakan untuk struktur, dinding, lantai, dan perabotan.
Bambu: Bambu banyak digunakan untuk membuat kerai, tirai, dan penutup lantai.
Kertas: Kertas digunakan untuk membuat partisi geser (shoji) dan lampu lampion (andon).
Jerami: Jerami digunakan untuk membuat atap tradisional rumah Jepang (kaya).
Batu: Batu digunakan untuk taman dan fitur lanskap lainnya.

Warna

Warna-warna alami: Warna-warna alami seperti cokelat, krem, dan hijau adalah ciri khas rumah bergaya Jepang.
Warna netral: Warna netral seperti putih dan abu-abu menciptakan rasa tenang dan kesederhanaan.
Aksen warna: Aksen warna seperti merah, kuning, atau biru dapat digunakan untuk memecah warna-warna netral dan menambah percikan warna.
Warna-warna tradisional: Warna-warna tradisional Jepang seperti hijau zamrud, merah, dan hitam sering digunakan dalam detail arsitektur dan dekorasi.
Warna-warna musiman: Warna-warna musiman seperti pink mekar bunga sakura di musim semi atau merah tua daun momiji di musim gugur dapat dimasukkan ke dalam desain untuk menciptakan koneksi dengan alam.


Kayu alami dengan warna cokelat, krem, atau abu-abu.

kayu alami dengan warna cokelat, krem, atau abu-abu dalam desain rumah bergaya Jepang

Dinding

Panel kayu alami berwarna cokelat muda atau sedang, dengan butiran halus atau kasar
Dinding krem atau abu-abu muda, untuk menciptakan kontras dan kedalaman
Kertas dinding Shoji (kertas beras Jepang) dengan pola tradisional

Lantai

Lantai kayu solid berwarna cokelat atau krem, dengan patina alami atau hasil akhir yang diampelas halus
Lantai bambu alami, dengan warna alami atau yang diwarnai
Lantai tatami (tikar jerami Jepang) untuk kamar tradisional

Langit-Langit

Langit-langit kayu alami dengan balok terbuka
Langit-langit bambu anyaman
Langit-langit krem atau abu-abu muda untuk tampilan yang lebih modern

Furnitur

Furnitur kayu alami dengan bentuk sederhana dan garis bersih
Kursi dan sofa berlapis kain berwarna krem atau abu-abu muda
Meja kayu rendah dan bantal duduk untuk menciptakan area tempat duduk yang nyaman
Dekorasi minimalis, seperti keramik dan tanaman hijau

Pencahayaan

Pencahayaan alami dari jendela besar dan pintu geser
Lampu gantung kertas beras untuk menciptakan suasana tenang
Lampu aksen dengan cahaya hangat untuk menyoroti fitur arsitektur

Aksesori

Tirai kain tipis berwarna krem atau abu-abu muda
Tanaman hijau seperti bonsai dan bambu
Seni Jepang tradisional, seperti lukisan kuas atau kaligrafi
Perapian tradisional Irori untuk menambah kehangatan dan suasana

Dengan menggabungkan warna-warna alami dan bahan-bahan berkualitas tinggi, Anda dapat menciptakan rumah bergaya Jepang yang menenangkan, elegan, dan berjiwa alami.


Batu alam sebagai aksen atau pelapis lantai.

Batu Alam sebagai Aksen

Dinding Aksen: Gunakan batu alam dengan berbagai tekstur dan warna untuk menciptakan dinding aksen yang menyita perhatian. Batu bata ekspos, batu kapur yang dipalu, atau batu sungai yang dipoles dapat menambahkan sentuhan organik dan pedesaan.
Pilar Dekoratif: Pilar batu alam yang kokoh dan berat dapat menciptakan kesan megah dan tradisional dalam rumah bergaya Jepang. Pilar ini dapat diukir dengan motif sederhana atau dibiarkan polos untuk tampilan yang lebih modern.
Perapian: Batu alam dapat digunakan sebagai bahan perapian untuk menghadirkan kehangatan dan kemewahan. Pilih batu bata, granit, atau batu tulis yang melengkapi palet warna netral dan bahan alami lainnya yang digunakan dalam ruangan.

Batu Alam sebagai Pelapis Lantai

Lantai Batu Tulis: Batu tulis dengan warna gelap dan tekstur berlaminasi adalah pilihan yang sangat baik untuk lantai di rumah bergaya Jepang. Batu ini tahan lama, mudah dibersihkan, dan menciptakan suasana yang tenang dan damai.
Lantai Granit: Granit adalah batu alam yang keras dan tahan aus yang tersedia dalam berbagai warna dan pola. Gunakan granit dengan warna netral seperti abu-abu atau putih untuk melengkapi desain rumah Jepang yang minimalis.
Lantai Batu Kapur: Batu kapur yang dipoles memiliki tampilan yang elegan dan halus yang sesuai dengan estetika Jepang. Batu ini sedikit lebih lembut daripada granit tetapi tetap cukup tahan lama untuk lalu lintas pejalan kaki.

Pertimbangan Desain

Palet Warna: Pilih batu alam dengan warna yang melengkapi palet warna netral rumah bergaya Jepang, seperti putih, abu-abu, dan cokelat.
Tekstur: Gunakan kombinasi tekstur batu yang halus dan kasar untuk menambah kedalaman dan karakter pada ruangan.
Pola: Pertimbangkan pola-pola sederhana seperti susunan batu bata atau herringbone untuk menciptakan tampilan yang harmonis dan teratur.
Finishing: Pilih finishing batu yang sesuai dengan suasana yang diinginkan, seperti polesan untuk tampilan yang lebih formal atau pahatan untuk tampilan yang lebih organik.


Kertas washi sebagai penutup dinding atau pintu geser.

Kertas Washi untuk Penutup Dinding

Karakteristik:

Terbuat dari serat alami seperti rami, gampi, atau kozo
Bertekstur halus dan lembut
Ringan dan tahan lama
Hadir dalam berbagai warna dan pola tradisional Jepang

Manfaat:

Menciptakan suasana tenang dan nyaman
Menambahkan tekstur dan dimensi ke dinding
Mudah dipasang dan dilepas
Dapat digunakan untuk menciptakan berbagai tampilan, mulai dari tradisional hingga modern

Desain Rumah Japanese:

Gunakan kertas washi dengan pola tradisional Jepang seperti bunga sakura, bambu, atau ombak
Pasangkan dengan panel kayu atau bambu untuk tampilan yang lebih tradisional
Buat aksen dinding dengan kertas washi yang berwarna kontras
Gunakan kertas washi untuk menutupi dinding di kamar tidur, ruang tamu, atau ruang teh

Kertas Washi untuk Pintu Geser

Karakteristik:

Sama seperti kertas washi untuk penutup dinding
Biasanya dipasang pada bingkai kayu atau bambu
Meluncur dengan mulus, memberikan privasi dan pembagian ruang yang fleksibel

Manfaat:

Menambahkan privasi dan kontrol cahaya ke suatu ruangan
Menciptakan kesan elegan dan gaya Jepang
Dapat digunakan untuk membagi ruangan besar atau menciptakan pintu masuk yang dramatis

Desain Rumah Japanese:

Pilih kertas washi dengan pola yang melengkapi interior rumah yang terinspirasi Jepang
Pasangkan pintu geser kertas washi dengan dinding atau partisi kayu
Gunakan pintu geser kertas washi untuk menutupi lemari atau area penyimpanan
Buat pintu masuk yang dramatis dengan pintu geser kertas washi yang berukuran besar


Warna-warna netral dan bersahaja seperti putih, hitam, dan abu-abu.

Penggunaan Warna Netral dan Bersahaja dalam Desain Rumah Japanese

Dalam desain rumah Japanese, warna-warna netral dan bersahaja memainkan peran penting dalam menciptakan suasana yang menenangkan dan harmonis. Berikut adalah beberapa warna netral utama yang banyak digunakan:

Putih (Shiro)

Putih adalah warna dominan dalam desain Japanese, melambangkan kemurnian, kesederhanaan, dan cahaya.
Digunakan pada dinding, lantai, dan langit-langit untuk menciptakan kesan luas dan lapang.
Memberikan kontras yang mencolok dengan warna-warna alami lainnya, seperti kayu dan batu.

Hitam (Kuro)

Hitam menambah aksen yang kuat dan elegan pada ruangan.
Digunakan dalam jumlah sedang untuk menonjolkan fitur arsitektur, seperti balok langit-langit dan kisi-kisi.
Memberikan sentuhan modern dan maskulin.

Abu-abu (Haiiro)

Abu-abu adalah warna netral yang serbaguna, memberikan nuansa yang canggih dan tenang.
Digunakan sebagai warna dasar untuk dinding atau furnitur, menciptakan suasana yang hangat dan mengundang.
Dapat dipadukan dengan warna netral lainnya atau warna cerah untuk menciptakan efek yang berbeda.

Selain warna netral ini, desain Japanese juga sering menggunakan warna-warna alami yang bersahaja, seperti:

Kayu (Moku)

Warna kayu alami, seperti coklat muda dan emas, menambah kehangatan dan tekstur pada ruangan.
Digunakan pada lantai, dinding, dan furnitur untuk menciptakan suasana yang menenangkan dan organik.

Batu (Ishi)

Warna batu, seperti krem dan abu-abu, menciptakan tekstur yang kasar dan kokoh.
Digunakan sebagai bahan untuk dinding, lantai, dan perlengkapan luar ruangan, memberikan kesan alami dan tahan lama.

Tumbuhan Hijau (Midori)

Warna hijau dari tanaman menciptakan suasana yang segar dan menenangkan.
Digunakan sebagai tanaman hias atau dinding hidup untuk menambah kehidupan dan energi ke dalam ruangan.

Dengan memadukan warna-warna netral dan bersahaja ini, desain rumah Japanese menciptakan suasana yang harmonis dan menenangkan yang menonjolkan keindahan kesederhanaan dan alam.


1.5 Dekorasi

1. Furnitur Minimalis

Pilih furnitur kayu alami dengan garis-garis yang bersih dan bentuk yang sederhana.
Hindari furnitur yang berlebihan atau berornamen.
Gunakan bangku dan meja rendah untuk menciptakan suasana yang nyaman dan santai.

2. Bahan Alami

Gunakan bahan alami seperti kayu, batu, dan bambu dalam desain Anda.
Gabungkan tekstur yang berbeda untuk menambahkan kedalaman dan minat.
Biarkan cahaya alami masuk sebanyak mungkin untuk menciptakan suasana yang lapang dan tenang.

3. Sentuhan Warna yang Menenangkan

Gunakan warna netral seperti putih, abu-abu, dan beige sebagai dasar.
Tambahkan sentuhan warna yang menenangkan seperti hijau zamrud, biru navy, atau merah muda pucat.
Gunakan warna-warna ini pada bantal, selimut, atau karya seni untuk menciptakan titik fokus yang menarik.


Perabotan bergaya rendah atau minimalis.

Perabotan Bergaya Minimalis untuk Desain Rumah Jepang

Fitur Perabotan Minimalis:

Garis bersih dan sederhana
Bentuk geometris
Bahan alami seperti kayu dan batu
Warna netral seperti putih, hitam, dan abu-abu
Fungsionalitas dan efisiensi ruang

Jenis Perabotan Minimalis untuk Desain Rumah Jepang:

1. Tempat Duduk:

Bantal lantai (zabuton)
Sofa rendah dengan penutup kain atau kulit
Kursi berlengan kayu dengan bantalan sederhana

2. Meja:

Meja kopi persegi panjang atau bundar
Meja makan kayu dengan kaki yang ramping
Meja kerja dengan laci tersembunyi

3. Unit Penyimpanan:

Lemari kayu geser
Rak apung
Keranjang anyaman

4. Pencahayaan:

Lampu meja dengan dasar netral
Lampu gantung geometris
Lampu dinding dengan cahaya tidak langsung

5. Dekorasi:

Tanaman indoor
Karya seni dengan tema alam
Tekstur alami seperti selimut wol atau karpet serat

Tips Memilih Perabotan Minimalis untuk Rumah Jepang:

Pilih potongan-potongan yang sesuai dengan skala ruangan.
Prioritaskan fungsionalitas dan efisiensi.
Gunakan warna netral dan bahan alami.
Tambahkan aksen warna atau tekstur melalui tekstil atau tanaman.
Jaga agar ruang tetap bersih dan rapi.

Manfaat Perabotan Minimalis dalam Desain Rumah Jepang:

Meningkatkan rasa ketenangan dan keterbukaan
Memfasilitasi aliran energi yang baik (ki)
Menekankan keindahan garis dan bentuk yang bersih
Mengurangi kekacauan dan kesemrawutan
Menciptakan ruang yang fungsional dan estetis


Aksesori sederhana dan fungsional, seperti tanaman, batu, dan keramik.

Aksesori Sederhana dan Fungsional dalam Desain Rumah Jepang

Desain rumah Jepang dikenal dengan kesederhanaan, fungsionalitas, dan penghargaannya terhadap alam. Aksesori yang digunakan dalam rumah Jepang seringkali mencerminkan prinsip-prinsip ini, dengan fokus pada bahan alami dan bentuk yang tidak rumit.

Berikut adalah beberapa aksesori sederhana dan fungsional yang umum ditemukan dalam desain rumah Jepang:

Tanaman:
Tanaman hijau membawa sentuhan alam ke dalam ruangan, menciptakan suasana damai dan menenangkan.
Pohon bonsai, misalnya, sangat dihargai dalam budaya Jepang dan melambangkan kesabaran dan keterampilan.
Tanaman bambu dapat digunakan sebagai pembatas ruangan atau sekat di taman kering.

Batu:
Batu alami, seperti batu sungai atau batu apung, digunakan untuk membuat jalur taman dan fitur air.
Batu-batu kecil juga dapat digunakan sebagai dekorasi di atas meja atau di dalam pot.
Batu memberikan tekstur dan kontras alami pada interior.

Keramik:
Keramik Jepang tradisional, seperti tembikar tanah liat atau porselen, memiliki tekstur dan bentuk yang sederhana dan elegan.
Vas keramik dapat digunakan untuk memajang bunga, sementara mangkuk dapat digunakan untuk menyajikan makanan atau sebagai dekorasi meja.
Keramik menambahkan sentuhan kecanggihan dan budaya ke dalam ruangan.

Aksesori Fungsional Lainnya:
Fusuma: Pintu geser kertas atau kain yang digunakan sebagai sekat ruangan atau lemari.
Tatami: Tikar lantai jerami Jepang yang menyediakan tempat duduk yang nyaman dan insulasi.
Tokonoma: Sebuah ceruk hias yang digunakan untuk memajang karya seni atau susunan bunga.
Shoji: Lampu kertas Jepang yang memberikan cahaya lembut dan menyebar.

Fitur Nyaman:
Kotak harta: Kotak kayu kecil yang digunakan untuk menyimpan barang-barang berharga atau sebagai dekorasi.
Bantal lantai: Bantal empuk yang digunakan sebagai tempat duduk atau istirahat.
Tikar: Karpet anyaman yang memberikan kehangatan dan tekstur ke lantai.
Lampu gantung: Lampu yang digantung dari langit-langit, memberikan penerangan yang lembut dan suasana yang nyaman.

Aksesori sederhana dan fungsional ini memainkan peran penting dalam menciptakan ruang hidup Jepang yang tenang, harmonis, dan nyaman. Mereka mencerminkan estetika Jepang yang menghargai bahan alami, kerajinan tangan, dan keseimbangan antara manusia dan alam.


desain rumah japanese

Nov 30, 2023 ... ... House Foundation 20:55 Patio Options 27:05 Wall Design Options 32:06 Floor Options 34:29 Roof Options Materials List ▷ https://docs ...

Post a Comment for "desain rumah japanese"

Contributor